Evolusi Rantai Pasok Omnichannel di Era AI
Daftar Isi
Revolusi Rantai Pasokan Omnichannel dalam Ritel Online
Rantai pasokan omnichannel sedang merevolusi ritel online dengan memenuhi permintaan konsumen akan pengalaman berbelanja multi-channel. Namun, dengan munculnya inovasi berbasis AI seperti layanan rekomendasi produk yang dipersonalisasi, tingkat kustomisasi yang diperlukan akan meningkat secara signifikan. Seiring dengan semakin canggih dan meluasnya aplikasi AI ini, e-commerce akan melihat personalisasi yang lebih tinggi, memaksa pengecer untuk meningkatkan rantai pasokan omnichannel branda untuk mendukung tren ini.
Survei dan Temuan Terkini
Setiap tahun, Omnichannel Supply Chain Lab di MIT Center for Transportation & Logistics mengadakan Survei Omnichannel Tahunan. Pada tahun 2023, lebih dari 130 profesional dari sektor logistik, rantai pasokan, dan pergudangan berpartisipasi. Branda mengidentifikasi peramalan permintaan (79%), personalisasi (73%), customer service dan chatbot (70%), serta manajemen inventaris (69%) sebagai area di mana AI diperkirakan akan memiliki dampak paling signifikan pada pemenuhan omnichannel. Wawasan ini mencerminkan upaya berkelanjutan pengecer untuk menyesuaikan diri dengan harapan pelanggan online yang terus berkembang, sebuah tren yang diperkirakan akan berlanjut hingga tahun 2025.
Permintaan Konsumen dan Inovasi Pengecer
Permintaan akan rekomendasi produk yang dipersonalisasi sangat kuat di kalangan konsumen muda. Sebuah survei Statista pada kuartal pertama tahun 2023, yang melibatkan lebih dari 17.000 konsumen di berbagai negara, mengungkapkan bahwa 47% Gen Z dan 46% milenial lebih menyukai rekomendasi produk yang dipersonalisasi saat berbelanja online. Selain itu, 40% konsumen Gen X juga menghargai rekomendasi semacam itu. Survei Loyalitas Pelanggan Deloitte 2024, yang melibatkan sekitar 9.800 konsumen dari berbagai negara, menyoroti bahwa hanya 60% konsumen yang puas dengan penawaran yang dipersonalisasi dari pengecer, menunjukkan peluang signifikan untuk perbaikan di ruang belanja online.
Pengecer merespons permintaan ini dengan solusi inovatif, terutama di titik penjualan. Misalnya, Unilever telah meluncurkan BeautyHub PRO, alat bertenaga AI yang memberikan saran perawatan kulit dan rambut yang dipersonalisasi berdasarkan selfie dan kuis. Platform ini telah secara signifikan meningkatkan nilai keranjang belanja dan tingkat penyelesaian pembelian bagi penggunanya. Unilever juga memperkenalkan alat Scalp + Hair Therapist di bawah brand Dove-nya, menawarkan rekomendasi produk yang dipersonalisasi dan opsi pembelian yang mulus melalui Amazon. Alat GenAI Search Walmart bertujuan untuk menghemat waktu bagi keluarga Amerika dengan memberikan rekomendasi produk yang disesuaikan berdasarkan kebutuhan spesifik. Alat ini membantu pengecer memahami niat pelanggan dengan lebih baik dan sedang diuji untuk merangkum ulasan produk menjadi ringkasan yang ringkas. Selain itu, pengecer mode Zara dan perusahaan barang rumah tangga seperti Walmart dan Ikea menawarkan ruang pas virtual dan asisten desain bertenaga AI untuk meningkatkan pengalaman berbelanja.
Optimalisasi Rantai Pasokan dengan Teknologi AI
Untuk mendukung inovasi ini, pengecer memanfaatkan AI bersama teknologi lain untuk mengoptimalkan rantai pasokan omnichannel branda. Misalnya, H&M menggunakan AI untuk meningkatkan peramalan permintaan dengan menganalisis data dari mesin pencari dan blog. AI juga digunakan untuk meningkatkan manajemen inventaris, dengan algoritma yang secara strategis memposisikan inventaris dan menetapkan harga secara dinamis berdasarkan tren pasar. Sistem pengisian ulang bertenaga AI Unilever untuk freezer es krimnya memastikan bahwa produk terlaris selalu tersedia, yang mengarah pada pertumbuhan penjualan yang signifikan dan wawasan yang lebih baik tentang pola pembelian. Walmart sedang menjajaki cara untuk memperluas manajemen inventarisnya ke rumah pelanggan dengan layanan InHome Replenishment, yang secara otomatis memesan barang-barang penting saat persediaan menipis.
Tantangan dan Kolaborasi dalam Rantai Pasokan Omnichannel
Namun, menyesuaikan rantai pasokan omnichannel untuk memenuhi permintaan pengalaman pembelian yang sangat dipersonalisasi menghadirkan tantangan. Ini termasuk mengintegrasikan sistem informasi yang berbeda, menghasilkan data yang diperlukan, dan brandrut bakat dengan keterampilan rantai pasokan dan teknologi yang diperlukan. Pengecer juga harus berkolaborasi dengan mitra untuk meningkatkan upaya personalisasi. Unilever, misalnya, telah mengembangkan model konektivitas pelanggan bertenaga AI yang canggih bekerja sama dengan mitra dagang, menciptakan ekosistem yang mulus dengan mengintegrasikan data peramalan dan penjualan aktual.
Kesimpulan
Kesimpulannya, evolusi rantai pasokan omnichannel yang didorong oleh AI dan personalisasi sedang mengubah lanskap ritel online. Pengecer harus terus berinovasi dan beradaptasi untuk memenuhi harapan konsumen yang terus berkembang, memastikan pengalaman berbelanja yang mulus dan dipersonalisasi di semua saluran.
}